Komunitas Seniman Jaranan Kota Dumai Do’akan Eko Jadi Walikota
2 min readWarning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /www/wwwroot/pantaunewss.com/wp-content/themes/newsphere/inc/hooks/hook-single-header.php on line 67
PANTAUNEWS.COM – Salah satu kebudayaan yang berasal dari Provinsi Jawa Timur yakni Kesenian Jaranan atau yang lazim disebut Kuda Kepang, sampai saat ini masih dilestarikan oleh para pengiat seni.
Untuk memupuk rasa kecintaan khazanah budaya yang ada di Kota Dumai, Ikatan Keluarga Jawa Sekitarnya (IKJS) bersama Forum Komunikasi Jaranan yang diketuai Wuryanto Sapunto adakan pentas kesenian. Kegiatan yang juga sekaligus peresmian Forum Komunikasi Jaranan Kota Dumai ini dihadiri Wakil Walikota Dumai Eko Suharjo.
Bertepatan di halaman Rumah Pak De Parto di Jalan Imam Munandar RT 01, Kelurahan Jayamukti, Kecamatan Dumai Timur, Sabtu, 29/02/2020, kegiatan kesenian yang memainkan serta menampilkan aktraksi seniman seniman jaranan yang ada di Kota Dumai mampu memukau para tamu yang hadir.
Istilah Jaranan sendiri berasal dari bahasa jawa, “jaran” yang berarti Kuda, sedangkan akhiran “-an” dimaknai sebagai bukan sungguhan atau hanya sekedar mainan/buatan. Kota Dumai yang memiliki penduduk yang heterogen dengan bilangan suku dan bangsa ini mampu hidup rukun dalam ke Bhinekaan.
Kegiatan yang diikuti 9 komunitas dari total 13 kesenian jaranan yang ada di Kota Dumai yakni Turonggo Wargo Budoyo, Turonggo Ngesti Budoyo, Joyo Putro Budoyo, Sapto Krido Budoyo, Turunggo Setyo Budoyo, Tri Rahayu, Satrio Wibowo, Wargo Budoyo dan Rahayu Satrio Putro.
Eko yang juga Ketua DPC Demokrat Kota Dumai dan Bakal Calon Walikota Dumai 2021-2026, melakukan silahturahmi dengan komunitas kesenian serta seniman seniman jaranan, mendoakan agar kelak Eko terpilih sebagai Walikota Dumai dan mampu mengemban amanah rakyat.
9 komunitas jaranan yang mayoritas berasal dari Kecamatan Dumai Timur mampu memukau penonton serta masyarakat dan disambut antusias yang ingin menyaksikan secara terbuka. Tampak masyarakat yang menyaksikan pertunjukan, bukan hanya dari kalangan suku jawa jawa, namun terlihat juga ada masyarakat diluar suku jawa yang berada di lokasi Pasar Bundaran senang menyaksikan pertunjukan.
Adapun mitos, kesenian kuda kepang yang menggunakan ritual khusus ini memiliki makna dengan digambarkan sedang berjuang menempuh kehidupan untuk mencapai tujuan hidupnya.
Eko Suharjo menyambut positif kesenian tradisional Indonesia masih mampu dilestarikan oleh penerusnya. Sebab, kesenian jaranan di Jawa Timur sendiri memiliki sejarah yang cukup tua, seni pertunjukan tradisional ini diketahui telah ada sejak zaman Kerajaan.
“Kesenian jaranan memiliki makna filosofi yang tinggi. Ketika manusia menggunakan kuda sebagai kendaraannya, maka manusia digambarkan sedang berjuang menempuh kehidupan untuk mencapai tujuan hidupnya,” pungkasnya.
Laporan: Erwin Komeng & Suhermanto
Editor : Edriwan