Zulfan Heri: Pilkada Meranti Bak Drama Korea
5 min readWarning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /www/wwwroot/pantaunewss.com/wp-content/themes/newsphere/inc/hooks/hook-single-header.php on line 67
PANTAUNEWS.COM – POLITIK itu kata orang awam sulit ditebak! Karena sulit, akhirnya membuat kebanyakan orang jadi ‘kepo’, rasa ingin tahu makin tinggi. Sangking kepo, pergerakannya sulit diraba. Selain kepo, drama pecah kongsi tengah jalan pun sungguh terasa menjelang cari pasangan. Macam sebuah ‘drama’ bak Drakor (Drama Korea).
Klaim-klaim politik mendapatkan partai politik tidak bisa dihindari. Paslon sudah ada mendapatkan surat tugas, rekomendasi, dan ada pula yang sudah dapat SK (surat keputusan) dari DPP Partai Politik yang bersangkutan.
Pilkada serentak tinggal menghitung bulan, bahkan hari. Media sosial (medsos) menjadi media ‘perang bintang’ di Pilkada. Selain mempromosikan paslon, juga jadi media kampanye yang cukup ampuh dan strategis mensosialisasikan bacalon dan sekaligus menohok lawan ditengah COVID-19 ini.
Ada pameo politik, “ingin mendapat suara dukungan dari kaum melineal, kuasailah medsos”. Lewat medsos, mampu menaikkan populeritas dan elektabilitas, serta lewat medsos juga bisa menjatuhkan lawan dalam sekejap. Tak heran, akun abal-abalpun bermunculan di pesta demokrasi tanah jantan.
Sebenarnya, pilkada yang digelar 9 Desember 2020, bukan untuk saling menjatuhkan, akan tetapi hendaklah diletakkan dalam kerangka mendorong proses berdemokrasi di tanah jantan. Perilaku timses dan pendukung yang mengusung nilai-nilai demokrasi yang elegan dan bermartabat jauh lebih baik ke depan, ketimbang cerita ‘rapor buruk’ para paslon. Mari jadikan pesta demokrasi di tanah jantan sebagai ajang adu visi, adu konsep, adu program dan adu figur serta adu strategi. Hal itu jauh lebih edukatif daripada adu fitnah, adu benci dan adu domba.
Bacalon di tanah jantan, telah banyak bermunculan. Sebut saja, Said Hasyim-Hery Saputra, yang jauh-jauh hari memproklamirkan diri maju dengan slogan ‘Berseri’. Pasangan ini dikabari diusung oleh PAN sebagai pengusung utama. Bicara PAN, sudah barang tentu kita bicara peran Irwan Nasir, yang kebetulan Bupati Kepulauan Meranti dan Ketua DPW PAN Riau. Paslon Berseri tidak bisa dianggap enteng, karena faktor Irwan Nasir sang Bupati masih terasa kuat. Said Hasyim jelas-jelas Ketua Dewan Pertimbangan DPD PAN Meranti periode 2015-2020, makin menguatkan kita bahwa “suntikan” politik incumbent berjalan intens.
Selain PAN, paslon Berseri besar kemungkinan diusung juga oleh Partai Demokrat besukan SBY, sekalipun SK belum keluar. Kalau tidak ada rintangan, pasangan Berseri bisa berlayar di pilkada kali ini. Kalaulah beberapa hari ini ada surat pernyataan dari Said Hasyim keluar dan mundur dari PAN, membuktikan beliau adalah Pengurus PAN selama ini. Dan mundurnya beliau dari PAN, juga harus dilihat bahwa ada skenario baru yang nampaknya sedang dimainkan. Mari kita ikuti episode berikutnya!
Bagaimana dengan Partai Golkar? Partai Golkar yang memberikan surat tugas ke Berseri sudah barang tentu baru bersifat sementara dan masih menunggu DPP Partai Golkar, sebab masih ada tahapan survei dan SK yang saat ini belum keluar secara resmi. Itu tanda bahwa partai berlambang beringin belum final di DPP. Sebagai catatan pula, semua daerah di Riau, PAN mengambil sikap berhadapan dengan Golkar. Akankah di Meranti akan terjadi juga?.
Khusus Meranti, nampaknya Golkar tidak mau disandera secara politik. Ketidakberanian PAN diawal resmi mengumumkan pasangan Berseri, dibanding tempat lain sebuah pertanyaan besar yang patut diduga. Itu artinya, peluang bacalon lain, dalam hal ini AMANAH (Masrul-Handi Hamzah) cukup terbuka. Karena paket paslon Berseri dan AMANAH sedang diperbincangkan terus ditingkat elit Golkar.
Berikutnya ada Masrul-Handi Hamzah. Pasangan ini sudah final dan tak mungkin dibongkar pasang lagi dan mantap melangkah maju. Pasangan AMANAH ini diprediksi paslon potensial untuk menang dan bakal bersaing ketat dengan Berseri, AOK dan MT. Pasangan birokrat-pengusaha ini sedang diwaspadai terus oleh paslon lain khusus kubu incumbent. Masrul Kasmy yang sebelumnya digadang-gadangkan berpasangan dengan Yulian Norwis, dengan panggilan akrab Pak Icut (yang juga orang dekat Irwan, mantan sekda), akhirnya hijrah pasangan yang diprediksi berpasangan dengan M. Adil atau Mahmuzin Taher (MT).
Paslon AMANAH ini, sedang menggarap partai lain diluar Golkar. Konon kabar Golkar sedang menimbang-nimbang pasangan Berseri atau AMANAH. Sekali lagi nampaknya Golkar tidak mau terjebak dalam ‘politik saling menyendera’. Dan perlu diingat pula, hasil pemilu legislatif 2009, Kepulauan Meranti adalah basis kuat Partai Golkar, yang kini jadi basis PAN. Karena bupatinya orang PAN (dua periode), ketua DPRD juga dari kader PAN sepanjang dua kali pemilu legislatif.
Berikutnya, ada pula bacalon Muhammad Adil, yang populer disebut AOK. Untuk sosok yang satu ini belum juga mendapat pasangan calon wakil bupati. Seleksi ketat terhadap wakil terus digelar. Ada Tengku Nazlah sejak awal digadang-gadang dengan AOK, kemudian redup. PPP masih “bersikukuh” bertahan dengar kader dan belum ikhlas ke paslon lain tanpa mengajak Tengku Nazlah (Sekretaris DPW PPP) sebagai bacalon wakil bupati.
Belakangan ini muncul pula nama Yulian Norwis (Icut). Selain Icut, mencuat pula nama H Asmar. Sampai tulisan ini diturunkan, penulis belum melihat tanda-tanda terang benderang dengan siapa sebenarnya M Adil (Anggota DPRD Riau) asal PKB yang satu ini berpasangan. Tapi, tampilnya AOK tidak bisa dipandang sebelah mata, karena beliau punya pendukung loyalis persis seperti Masrul Kasmy (MK).
M Adil dengan PKB 4 kursi belum cukup untuk berlayar dan wajib mengandeng partai lain. Peluang ada di PPP (Tengku Nazlah) atau PKS (Risnaldi). Hanya kedua partai ini sudah memblokade diri. Bahwa bisa pakai partai mereka dengan syarat harus membawa kader sebagai bacalon wakil bupati.
Terakhir, masih ada bacalon lain, yakni Mahmuzin Taher (MT). MT sedari awal tidak menunjukkan sikap tegas soal wakilnya. Beberapa nama muncul, ada Masrul yang coba juga diajak, ada pula Tengku Nazlah (sudah keluar rekomendasi), terakhir muncul nama Yulian Norwis (Icut). Untuk memastikan, siapa yang akan digandeng MT. Menjelang pendaftaran KPU pada tanggal 4-6 September 2020 bakal ketahuan, maju atau tidak sama sekali MT.
Menurut penulis, fenomena munculnya MT di kancah politik tanah jantan melahirkan pertanyaan besar. ‘Emoh’ berpasangan dengan Tengku Nazlah yang jelas 3 kursi di DPRD Meranti, malah ‘hengkang’ bergandeng dengan figur lain. Selain 3 kursi PPP, ada tokoh politik nasional asal Meranti Syamsurizal, Anggota DPR RI yang bisa memberikan daya ungkit dan daya pengaruh yang cukup besar memenangkan MT di pilkada Meranti kelak. Tapi, MT malah meninggalkan PPP.
Perilaku politik MT demikian, tanpa disadarinya, membuat diam-diam para pendukung MT ‘lompat pagar’ bergabung ke AMANAH, karena faktor ‘daya pikat’ Handi Hamzah yang jauh punya pengaruh politik. Selain Handi pengusaha sukses, juga seorang dermawan yang sangat peduli sesama, termasuk menolong orang susah.
Terakhir penulis memprediksi, bahwa setidaknya nama-nama diatas tidak akan jauh meleset, bahwa keempat paslon ini sedang dibincangkan oleh masyarakat kepulauan Meranti. Siapa pun yang resmi maju kelak, itulah paslon yang terbaik untuk jadi pemimpin di tanah jantan.
Penulis: H. Zulfan Heri, S.IP, M.Si
Direktur Eksekutif ISDP & Pendiri Lembaga Survei Politik (LSP) di Pekanbaru
Kutipan: Fixpekanbaru.com
Editor: Redaksi