Tak Terima Nama Dicoret dari Daftar Penerima BLT, Warga dan Perangkat Desa Terlibat Baku Hantam
2 min readWarning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /www/wwwroot/pantaunewss.com/wp-content/themes/newsphere/inc/hooks/hook-single-header.php on line 67
PANTAUNEWS.COM – Tak terima namanya dicoret dari penerima bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, puluhan warga Desa Panjang, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu, melakukan aksi protes kepada perangkat desa, Jumat (26/6/2020).
Namun, aksi protes tersebut berujung baku hantam. Akibatnya, dua warga terluka.
Kepala Desa Talang Panjang Naidi Abran mengatakan, mereka yang protes karena dicoret dari daftar penerima BLT masuk kategori mampu. Bahkan, sebagian besar memiliki mobil dan motor. Tak hanya itu, lanjut Naidi, beberapa di antara mereka juga ada yang dikenal sebagai tauke sawit.
“Mereka protes itu rata-rata punya mobil, motor, ada juga tauke sawit jadi wajar mereka tidak diberikan BLT,” katakata Naidi saat dihubungi, Sabtu, 27/6/2020.
Kata Naidi, mereka melakukan protes saat pembagian BLT di balai desa. Diceritakan Naidi, saat pembagian BLT, awalnya sekelompok ibu rumah tangga mendatangi aparat desa protes karena nama mereka tidak masuk sebagai penerima bantuan.
“Saat mereka protes mereka minta pembagian BLT ditunda karena nama mereka tidak masuk, lalu datang warga lain mulai menyerang kami, akhirnya terjadi keributan,” ujarnya.
Camat Ilir Talo Nopetri Elmanto mengatakan, kericuhan itu terjadi karena ada warga yang protes namanya tak masuk dalam penerima BLT dana desa.
“Menurut perangkat desa ada 25 kepala keluarga yang melakukan protes tersebut tidak layak lagi menerima BLT karena telah dianggap mampu,” kata Nopetri saat dihubungi melalui telpon, Jumat (26/6/2020).
Dijelaskan Nopetri, awalnya tercatat 130 kepala keluarga (KK) yang dialokasikan menerima BLT dana desa di Desa Talang Panjang. Dari 130 itu, sambung Noperti, ada 30 KK yang dicoret karena dianggap mampu.
Tak terima dicoret dari BLT dana desa, 25 warga itu melakukan protes saat pembagian BLT di kantor desa hingga berujung baku hantam. Akibatnya, pembagian BLT di Desa Talang Panjang ditunda. Pasca-kejadian itu, pihaknya akan menurunkan tim untuk mengecek ke 25 KK tersebut.
“Bila memang dianggap tidak layak maka akan kami coret,” jelas Nopetri.
Sementara itu, Kapolsek Talo Iptu Sobri mengatakan, warga dan perangkat desa yang ricuh telah berdamai di kantor polisi. Warga juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka. Sementara, dua warga yang terluka di bagian mulut dan tangan telah diobati.
“Warga telah berdamai dan berjanji akan rukun kembali, telah dilakukan mediasi di mapolsek,” jelas Sobri.(*)
Sumber: Tribunnews.com