Acap Tercemar Sumber Air Masyarakat Ring Satu, PT IBP Kurang Peka
2 min readWarning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /www/wwwroot/pantaunewss.com/wp-content/themes/newsphere/inc/hooks/hook-single-header.php on line 67
PANTAUNEWS.COM – Keluhan masyarakat yang berada di Kelurahan Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan ‘ring satu’ PT Inti Benua Perkasatama, tepatnya RT 02, RT 03 dan RT 04 terkait permasalahan yang acap kali dirasakan sejak beroperasi pabrik pengolah Crude Palm Oil (CPO). Permasalahan demi permasalahan, perusahaan yang juga memiliki pabrik di Kawasan Pelindo I Cabang Dumai ini, terkesan kurang peka terhadap masyarakat ring satu.
Ketua LPMK Lubuk Gaung Maznah ketika dikonfirmasi dikediamannya Jalan Rimbun Jaya RT 04, Rabu, 10/6/2020, mengungkapkan kekecewaan dengan pihak PT IBP yang sampai saat ini masih belum menanggapi keluhan masyarakat.
Seperti yang pernah diekspos salah satu media online di Kota Dumai, Maznah menyebutkan terkait keluhan dugaan aliran air yang tercemar dan menjadi sumber utama masyarakat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK), sampai saat ini belum ada penyelesaian dan duduk bersama dengan tokoh serta masyarakat ring satu.
“Anehnya, semenjak berita naik tiba-tiba kondisi air sedikit berubah warna. Dua hari yang lalu, air parit yang biasa dipakai mayoritas masyarakat disini, hampir tidak bisa dipergunakan,” cetus Maznah.
Selanjutnya, Maznah juga menceritakan bahwa air parit yang menjadi sumber utama kebutuhan masyarakat disini, hampir tidak layak dipergunakan. Mayoritas masyarakat yang tergantung dengan sumber aliran air parit dan sebenarnya sudah lama dikeluhkan. Tetapi belakangan ini, banyak masyarakat yang hampir mengeluh dengan kondisi air parit saat ini.
“Air tiba-tiba dipakai gatal-gatal dan saya sendiri merasakan juga, terpaksa sebagian masyarakat membeli air bersih,” ungkap Ketua LPMK Lubuk Gaung beberapa periode tersebut.
Mariana, salah satu masyarakat RT 04 juga mengungkapkan hal yang sama. Belakangan ini, dia harus bersusah payah mencari sumber air bersih.
“Kami tak sanggup tiap hari membeli air bersih, selama ini kami sudah tergantung dengan air parit sebagai kebutuhan pokok sehari-hari,” curhat Mariana.
Ibu Rumah Tangga ini, juga sempat meneteskan air mata dengan kondisi tempat tinggalnya yang hampir menjadi pembicaraan dan minim tanggapan dari pihak pemerintah serta perusahaan yang hampir beroperasi sekitar 10 tahun di Kelurahan Lubuk Gaung. Minimnya respon pihak perusahaan dengan kondisi masyarakat, sebenarnya sudah dirasakan pasca tumpahnya CPO sekitar terjadi pada tahun 2014.
Aliran air parit masyarakat yang mengalir berdekatan di lokasi PT IBP, dugaan terkontaminasi dengan saluran pembuangan dari perusahaan. Sehingga kondisi air parit yang sudah menjadi sumber kehidupan masyarakat, juga tidak ditemukan ikan yang mampu hidup dialiran yang diduga sudah terkontamasi.
Maznah juga menambahkan, sampai saat ini pihak perusahaan tidak ada niat untuk membantu air bersih kepada masyarakat di ring satu. Lebih ironis, perusahaan yang sudah beroperasi sekitar 10 tahun ini, belum ada niat untuk menyalurkan CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) berupa air bersih.
“Bisa dipastikan air disini tidak bisa dikosumsi, sedangkan tampungan air hujan hanya bisa untuk mencuci dan tidak bisa untuk minum. Seingat saya, pihak perusahaan ada berjanji akan mensejahterakan warga ring satu saat kejadian tumpahan CPO beberapa tahun yang lalu,” tukasnya. (tim)
Editor: Dedi Saputra